Inspiring the World

Eka Maulana, ST., MT., M.Eng

IMG-20170521-WA0002Dua Mahasiswa Angkatan 2015 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Barwijaya (FT-UB) menjuarai Kompetisi Paper Nasional EXPLOSCIENCE 2017 pada 21 Mei 2017 yang lalu. Muhammad Rizky Wira Utomo dan Mohammad Mufti Fajar meraih juara pertama dengan judul paper ‘OWAPTRINE (Ocean Wave Piezoelectric Producing Electrical Energy) sebagai Aplikasi Sains dalam Mengurangi Penggunaan Bahan Bakar Kapal dan Langkah Inovatif dalam Realisasi Sustainable Development Goals‘.

Dalam mengembangkan inovasi Cantilever Pizoelektrik sendiri tim ini dibimbing oleh Eka Maulana, ST., MT., M.Eng., sedangkan dalam penyusunan papernya keduanya dibimbing oleh Dosen Jurusan Arsitektur Subhan Ramdlani, ST., MT., yang kebetulan sedang mengadakan penelitian di kampung nelayan Sendang Biru.

Acara yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB (Institut Pertanian Bogor) ini mengangkat tema “Aplikasi Sains sebagai Langkah Inovatif dalam Realisasi Sustainable Development Goals (SDG’s)”. Ide Rizky dan Mufti mengangkat sebuah fenomena yang spesifik dan multidimensional akan kehidupan nelayan di Indonesia sebagai Negara Maritim menjadi hal yang menarik perhatian juri.

Berdasarkan data Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2016, jumlah nelayan tradisional mencapai lebih dari 864.000 jiwa. Sementara menurut Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia pula, jumlah kapal nelayan tradisional di Indonesia mencapai 742.369 kapal. Jumlah nelayan dan kapalnya sebanding dengan kebutuhan bahan bakar kapal. Disisi lain bahan bakar fosil yang saat ini umum digunakan terbilang mahal dan tidak berkelanjutan bagi lingkungan.

Keduanya lalu menawarkan energi alternatif dengan memanfaatkan gelombang air laut yang dikombinasikan dengan cantilever piezoelektrik. Cantilever piezoelektrik merupakan tumpukan muatan dalam materi padat (kristal atau keramik) yang berbentuk lempeng yang dapat mengkonversikan defleksi/getaran menjadi energi listrik. Defleksi didapat dengan memanfaatkan gerak translasi dari gelombang air laut yang nantinya akan menggerakkan pelampung dan pinion.

Gerakan ini akan dikombinasikan dengan mekanisme gear sehingga menambah frekuensi putaran. Gear ini nantinya akan dikombinasikan dengan blade pemukul sehingga dapat mendefleksi piezoelektrik. 5 buah Piezoelektrik dirangkai dalam sebuah gearbox dan diletakkan pada sisi kapal agar dapat terkena gelombang air laut. Energi listrik ini dapat disimpan terlebih dahulu selama beberapa jam pada baterai sebelum digunakan. Diharapkan melalui alat berbasis piezoelektrik ini, dapat mengurangi penggunaan bahan bakar kapal sehingga menjadi lebih efisien karena alat ini tidak memerlukan bahan bakar fosil dan ramah lingkungan.

Dalam wawancara dengan tim humas FT, Mufti dan Rizky menjelaskan bahwa kedepan diharapkan pemerintah akan mendukung pengembangan inovasi mereka. “Teknologi ini sangat efisien dan sustainable, hanya saja tergolong baru sehingga saat ini bahan bakunya masih sulit ditemukan dan harganya masih mahal,” ujar Mufti.

Selain event kompetisi paper, EXPLOSCIENCE 2017 juga menyediakan sesi Focus Group Discussion untuk mengumpulkan ide- ide inovatif dari mahasiswa- mahasiswa terbaik Indonesia dalam memberi solusi kelestarian lingkungan. Selain itu ada pula sesi Seminar Nasional bertajuk (Renewable Energy For Better Future) dari Perwakilan dari Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) BATAN Prof. Dr. Ir. Soeranto Human, M.Sc dan Dr. Ir. Rindy Panca Tanhindarto, M.Si. (emis)

Sumber: FT-UB

 

Both comments and pings are currently closed.